Perang Banjar Dibawah Pimpinan Pangeran Antasari

Sejarah Perang Banjar menjadi bagian yang tak terpisahkan dari warisan budaya dan politik Indonesia. Konflik dalam perang tersebut mencerminkan kompleksitas politik dan kepentingan eksternal yang memengaruhi dinamika internal sebuah kerajaan.

Sejarah Perang Banjar

Perang Banjar dimulai dengan serangan besar-besaran di bawah komando Pangeran Antasari terhadap Orange Nassau di Kalimantan Selatan.

Pertempuran dimulai pada tanggal 28 April 1859 merupakan peristiwa yang mengejutkan, dan dicatat dalam dokumen Hindia Belanda sebagai titik awal pecahnya Perang Banjar.

Latar Belakang Perang Banjar

Perang Banjar dipicu oleh serangkaian faktor internal dan eksternal yang meliputi persaingan kekuasaan di dalam keluarga kerajaan serta ambisi kolonial Belanda.

Berikut ini adalah berbagai aspek penting yang melatarbelakangi terjadinya Perang Banjar:

1. Terjadinya Perebutan Kekuasaan dalam Internal Kesultanan Banjar

Perebutan kekuasaan terjadi di internal Kesultanan Banjar setelah Sultan Adam mangkat.

Wasiat Sultan Adam menunjuk Pangeran Hidayatullah II sebagai penggantinya. Namun Pangeran Tamjidillah II mengkhianati wasiat tersebut dan mengangkat dirinya sendiri sebagai Sultan Banjar.

2. Ikut Campurnya Belanda dalam Internal Keluarga Kerajaan

Belanda turut campur dalam perselisihan internal keluarga kerajaan Banjar dengan mendukung Pangeran Tamjidillah II. Mereka melihat kesempatan ini sebagai peluang untuk memperluas pengaruh dan kontrol di wilayah tersebut.

3. Ambisi Belanda Melakukan Monopoli Perdagangan

Selain ikut campur dalam urusan internal Banjar, Belanda juga memiliki ambisi untuk menguasai perdagangan di wilayah tersebut.

Hal ini memicu ketegangan dengan pihak-pihak yang menentang hegemoni Belanda, termasuk Pangeran Antasari.